"Dimulai dari Tiga"
Based on true story
by PrincessKhaisy - Jawa Timur
Ini cerita pengalaman pribadi milikku, dimulai dari tiga yang artinya setelah tiga ini kehidupanku berubah bahkan sampai detik aku menulis kisah ini. Peringatan! Untuk para pembaca di harap tidak sendirian atau berada di kamar pada saat malam hari saat membaca kisah ini (terutama dengan mematikan lampu). Jika hal ini bisa terjadi kepada saya, Tentu bisa juga terjadi pada Kalian bukan ??
#Pengalaman 1
2007, Sejak kecil, aku sering melihat hal hal yang menurutku di luar nalar, entah itu bagiku atau bagi mereka yang mendengar ceritaku. Tapi itu tak seperti tiga pengalaman hebat yang membuat pikiranku berbalik 180 derajat tentang mereka, kau mengerti maksudku dengan kata "Mereka" bukan? ( Anda tidak sendirian kan? )
Kejadian ini bermula, saat aku tinggal disebuah asrama religi disebuah desa. Asrama ini dibangun ditengah pemakaman 5 tahun sebelumnya. Memiliki 3 ruangan dengan susunan berjejer dan sebuah dapur yang berada di ujung dengan 3 buah kamar mandi dan sumur kecil yang terhalang tembok. Dari tiga ruangan, hanya dua ruangan yang di pakai, ruangan tengah dibiarkan kosong dan hanya berisi lemari lemari kami saja.
Seperti anak anak asrama pada umumnya (apalagi cewe cewe) malam hari tanpa aktifitas biasanya digunakan untuk bergosib atau menceritakan sesuatu yang berhubungan dengan dunia lain, entah itu cerita dari desa mereka atau dari tempat ini.
Saat itu kami tengah berlima, aku, Nurul, kak Leha, Uus dan Kak Rum. Kami berkumpul di ruangan pertama dan membentuk lingkaran untuk berbagi cerita horror. Saat itu, kak rum dengan semangat menceritakan tentang sosok bayangan yang kerap kali ia lihat saat melewati sumur ( minim penerangan ) untuk ke kamar mandi. Setengah menantang, ia dengan sambil tertawa berkata bahwa suatu saat ingin melihat seperti apa wujud yang kerap kali berkelebat tanpa menampakkan wajahnya. Aku hanya tersenyum masam, karna dari pengalamanku sejak kecil.. ini bukan hal yang bisa dipermainkan. Kemudian Nurul temanku menambahkan bahwa ia juga kerap melihat bayangan wanita seolah menari nari di tembok dekat sumur gelap itu ( Saat itu teman teman sudah mulai diam ).
Kemudian, Uus temanku yang satunya yang asli warga disana membuka suara, bahwa sebelum pembangunan asrama, sumur itu telah lebih dulu ada dan kata teman teman di asrama putra yang kerap lewat disana, mereka sering mendengar tangisan lirih seorang wanita dan kadang suara anak ayam ( Suara anak ayam identik dengan.. k*nt*l*nak). Kami mulai ketakutan sampai disini. Aku meminta agar cerita ini dihentikan karna waktu sudah menginjak tengah malam dan ku lihat kak leha sudah mulai ketakutan, bayangkan saja, Asrama ini berada ditengah kuburan.
Namun... baru saja kami akan berdiri.. " Krek" tiba tiba lampu ruangan mati, kami menjerit (Cewe Cewe biasa ) dan berlari keluar dengan bergandengan tangan. Anehnya hanya lampu ruangan kami saja yang mati, sementara ruangan lain dan diluar masih terang benderang. Namun, saat kami sampai didepan ruangan tengah . tiba tiba.. " Krek " Lampu Disana yang mati dan lampu ruangan kami menyala kembali. Kami menjerit ketakutan dan sebagian ada yang menangis. Kami kembali berlari keruangan kami tadi, tapi hal yang sama terjadi, lampu di depan ruang tengah hidup dan lampu diruangan kami mati. Saat itulah kami mencium aroma kembang tujuh rupa seolah mengelilingi hidung kami. Beberapa saat kami memutuskan untuk tidak kemana mana dan saling merangkul hingga terdengar suara pemilik asrama mendekat, memerintahkan kami untuk tidak rame dan segera tidur. Kami ingin menceritakan semuanya, tapi Kak leha melarang dengan alasan tak akan ada yang percaya. Anehnya, saat pemilik Asrama datang, lampu itu kembali menyala. Tapi ini belum selesai..
Ini baru awal...
Aku mendengar jam berdenting entah itu satu atau dua kali dari ruang tengah yang kosong, dengan susah payah, akhirnya kami bisa tidur diruangan itu dengan berbaris dan aku kebagian tempat didekat pintu masuk ( Karna kami tidur di bawah dengan tikar kasur ). Saat itulah, aku sadar aku bermimpi. Entah karena aku yang paling peka, atau karna Cuma aku yang tidak bercanda tadi, aku seperti ditunjukkan sesuatu. Itu seperti sebuah tempat yang luas, mungkin puluhan atau ratusan tahun yang lalu. Aku berjalan disebuah rumah sederhana yang sulit kuingat bentuknya. Yang kuingat hanya seorang gadis yang tampak bercermin di depan kaca antik. Dia sangat cantik, aku kira saat itu dia tengah mengenakan gaun, menari kecil di depan cermin itu lalu meletakkan melati di rambutnya. ( sampai disini aku teringat cerita Nurul saat melihat bayangan menari nari di tembok ).
Aku mencoba melihat kesekitar ruangan, seolah ada suara ramai diluar. Entah itu sebuah acara atau suara gaduh sesuatu yang terjadi. Suara itu semakin dekat, dan saat aku menoleh... gadis cantik tadi tampak menatapku dengan matanya yang terbuka dan lidahnya yang menjulur, saat itu rasanya aku tak bisa bernapas ataupun bergerak ( Mirip orang ketindihan) dan aku lihat dengan jelas ia tergantung di langit langit kamarnya. Fix, aku belum mengerti apa maksud mimpiku ini tapi sampai saat inipun kalau mengingatnya, aku masih merinding. Lebih parahnya lagi, saat aku sadar dan terbangun dari mimpi itu, aku melihat seluruh ruangan itu gelap ( Kebiasan kak Leha biasanya mematikan lampu karna sulit tidur), seperti orang yang kedatangan tamu tengah malam pada umumnya, aku bisa membuka mataku tapi sama sekali tak bisa bergerak, nafasku berat dan bahkan mengucapkan Bismillah atau meminta bantuan teman saja aku tidak bisa. Posisiku yang berada di dekat pintu membuatku bisa melihat dengan jelas dari sudut mataku, ada seseorang yang duduk disisiku dengan rambut terurai panjang dan suara ringkih tertahan " Bisakah kau menolongku?"
Aku tak tahu apa yang terjadi, yang jelas setelah itu kejadian kejadian aneh terus terulang, entah itu bau bau aneh atau kejadian yang menakutkan, kejadian terakhir yang benar benar membuatku tergoncang adalah saat salah satu temanku kesurupan dan ingin meloncat kesumur itu sambil terus berteriak " Kasian, dia sendirian". Beberapa saat setelah itu aku memutuskan untuk berhenti. Tapi sebelum itu, aku pergi kesumur itu dengan membawa sebuah dupa cina yang menyala ditanganku, aku berkata seraya memegang sisinya
" Jika kamu benar benar ada disana, Tolong jangan ganggu siapapun lagi, Aku bawakan ini untukmu... kamu tidak sendirian."
#Pengalaman 2
Saat itu, aku baru kembali dari asrama, Rasanya hawa dingin di kasur yang benar benar kurindukan benar benar membuatku tenang. Aku kembali kerumah dan mendaftar disalah satu SMA yang aku inginkan jurusan Teknik rekayasa Program (Abaikan). Semua kejadian yang kulalui sebelumnya, aku pikir itu hanya akan menjadi masa lalu yang hanya harus di kenang saja. Tapi, aku salah. Entah ada sesuatu apa didalam diriku. Malam itu... Hidupku seolah berubah
*Tamu yang nyata
Kejadian ini bermula ketika aku bermimpi, seorang wanita paruh baya mengucapkan salam dan bertamu kerumahku. Dia membawa senampan makanan ditangannya lalu duduk disisiku. Dia lumayan cantik dengan kebaya dan sampir (Bawahan kebaya gadis desa) dilengkapi dengan rambut sanggulnya. Ini kejadian yang benar benar nyata merubah seleuruh pandangan keluargaku padaku dan merubah hidupku sendiri. Awalnya, wanita itu memperkenalkan namanya ( yang aku ingat dengan jelas) kemudian, dia menceritakan kisah cintanya, keluarganya dan kesedihannya ( sampai disini semuanya baik baik saja ), hingga sampai pada kalimat " Saya ingin anda menyampaikan pada keluarga saya bahwa saya ingin diingat dan diselameti, Tolong saya." Nah sampai disini aku mulai merinding dan merasa ada yang janggal. Sampai disini aku terbangun.
Keesokan harinya aku menganggap itu hanya mimpi, dan pada hari berikutnya aku mulai melupakannya. Namun.. . entah malam keberapa, aku mulai bermimpi lagi. Kali ini seperti replay ulang namun lebih jelas, dia menyebutkan alamat dan nama desanya. Sampai disini perasaanku mulai tak enak. Hingga malam itu, aku ingat itu malam jum'at dan aku kembali bermimpi. Dan disana ceritanya mulai lebih jelas lagi, saat itulah aku memberanikan diri bertanya " Kenapa anda mendatangi saya? Siapa anda sebenarnya? Dan maaf, apakah anda sudah meninggal?".
Dan sungguh menyesal aku menanyakan semua itu, karna jawaban yang aku terima benar benar membuatku langsung terbangun dengan perasaan yang sama, seperti kehabisan napas diatas ranjangku, tak bisa bersuara dan bahkan tak bisa bergerak. Lebih parahnya lagi, aku seolah melihat seorang wanita dengan rambut menutupi gaun putihnya yang entah sejak kapan memantul di kaca lemari didekatku berbaring, dan aku ingat kembali kata katanya " Saya ingin anda menyampaikan pesan saya selama ini, saya sudah meninggal 6 tahun yang lalu, gantung diri."
DEG, aku berusaha melupakan kejadian itu dan hidup biasa saja, mulai tidur dengan lampu menyala dan tidak menceritakannya pada siapapun, meski sebenarnya memasuki kamarku saja sudah ketakutan. Namun, lama kelamaan semuanya berjalan normal kembali. Aku sudah bisa menganggapnya sebagai mimpi, tapi hal itu tak berlangsung lama, sepertinya dia menunggu celah untuk kembali menyatroniku. Puncaknya di beberapa minggu setelahnya, mungkin karna tak aku dengarkan.
Malam itu, kembali di malam jum'at. Aku mematikan semua lampu dan mendengarkan Radio favoriteku di handphone dengan headset. Awalnya lancar saja, hingga aku menemukan channel yang menurutku bagus dan memutuskan menutup pintu kamarku agar tidak ada seorangpun yang menggangguku. Oiya, saat itu masih jam 19 sore. Beberapa saat aku hanyut dalam cerita horror malam jumat yang dibawakan penyiar radio disana, hingga.. " Tes" "Tes" "Tes". Seolah ada sesuatu yang jatuh menetesiku, aku hanya menepisnya dan mengira itu kotoran langit langit kamarku, tapi.. tetesan itu terus berlanjut sampai beberapa menit hingga membuatku jengah dan bangkit kearah saklar lampu untuk melihat benda apakah itu.
Kalian boleh percaya atau tidak tapi ini pengalaman paling mengerikan dan nyata dalam dunia nyataku, saat aku melihat tumpukan belatung belatung menggeliat memenuhi kasur dan lantai kamarku, ya, itulah benda yang jatuh dari atas sana. Aku langsung menjerit dan berlari memanggil kedua orang tuaku. Kejadian ini dilihat oleh semua anggota keluargaku kecuali adekku yang masih kecil. Ayahku sampai menaiki loteng untuk memeriksa apakah ada bangkai tikus diatas kamarku, tapi semuanya bersih. Tak ada apapun. Lalu dari mana belatung belatung ini berasal?
Akhirnya dengan berat hati aku menceritakan semua mimpiku selama kembali ke rumah ini, Tamu itu dan kunjungannya. Aku juga memberi tahukan nama dan ceritanya. Dan.. taukah kalian?? Aku bahkan seolah tak percaya apa yang aku dengar dari ibuku.
"Dia memang ada, perempuan yang gantung diri 6 tahun yang lalu didesa sebelah, bahkan... kuburannya ada di sebelah barat rumah kita."
Guys, aku memang tak tinggal dirumahku sejak lulus SD, dan aku tak tahu apa yang terjadi, yang jelas menurut warga penampakan wanita itu memang sering mengganggu pengendara motor yang lewat di dekat rumahnya, Ibuku mendatangi keluarganya dan menyampaikan semua pesannya. Dan sejak saat itu, pandangan mereka tentangku... bahkan sampai detik ini berubah. Tapi tak apalah, yang penting setelah itu, aku tak mendengar cerita penampakan lagi disekitar sana.
#Pengalaman 3
*Siapa yang ke delapan?
2011, aku memutuskan untuk kembali meninggalkan keluargaku, prestasiku dengan nilai IPK terbaik saat UNAS di Kabupatenku, membuatku mendapatkan beasiswa di Sekolah Tinggi Negeri satu-satunya di luar kota. Aku tak mengenal siapapun disana, dan aku merasa bisa bernapas dengan lega. Aku berkenalan dengan beberapa orang teman dan mereka berjanji akan membantuku mencari rumah kontrakan bersama yang termurah dan terdekat dari kampus. Sampai disini semuanya baik baik saja. Aku sangat bahagia.
1 bulan kemudian, aku resmi pindah kesebuah kontrakan yang hanya berjarak beberapa puluh meter dari seberang kampus dengan uang sewa5 juta selama 2 tahun, sangat murah bukan? Tentu kami yang saat itu ber 8 orang membayarnya dengan cara patungan. Ada tiga kamar disana, 2 kamar bergandengan dan satu kamar terpisah mirip seperti sebuah ruangan kecil yang kami berinisiatif ingin menjadikannya mushollah. Sebuah kamar mandi menyatu dengan ruang tamu dan satu lagi berada jauh dibelakang rumah dan harus melalui lorong kecil dan gelap untuk mencapainya. Entah kenapa, kesan awalku memasuki rumah ini rasanya aneh. Hawa didalamnya sangat panas, berbeda dengan diluar. Aku merasa tak nyaman sejak pertama menginjakkan kaki disana.
Dan benar, dari sanalah aku belajar tentang tahap baru kehidupan. Aku, husna, Endah, Indah, Nuril, Lala, Iqoh dan seorang temanku yang benar benar aku lupa namanya awalnya sangat bahagia dan saling berbagi sebagai teman dekat dan keluarga baru disana. Namun, hal ini tidak berlangsung lama. Cerita ini berawal ketika aku tertidur di ruang tamu setelah sholat Isya', antara sadar dan tidak aku seolah melihat seseorang menggendong sesuatu di tangannya berjalan cepat menuju kamar mandi yang pintunya selalu dibiarkan terbuka. Aku yang saat itu tengah Pewe, tidak begitu memperdulikannya, aku pikir mungkin itu salah satu dari teman temanku yang yang akan mencuci pakaian. Tapi, beberapa saat aku menunggu, bahkan sampai hampir jam 10 malam tak ada siapapun yang keluar dari kamar mandi. Siapa yang akan mencuci sampai selama itu malam malam begini? Sampai disini firasatku mulai tak enak. Aku memutuskan kembali ke kamar dan tidur.
Esok paginya, aku menceritakan hal itu pada teman temanku yang lain. Tapi, tak satupun ada yang percaya padaku dan bahkan mereka menjadikan itu sebagai bahan bercanda sampai kami tiba di kampus. Mungkin penghuni rumah itu mendengar celetukan celetukan mereka dan berniat membuat mereka ketakutan setelah ini. Pulang dari kampus, aku melangkahkan kakiku menuju dapur yang terletak di dekat lorong menuju kamar mandi kedua, saat itulah aku kembali melihat seseorang seolah keluar dari kamar mandi kedua dan berlari cepat menuju kedalam rumah kontrakan, aku mencoba mengabaikannya dan bergegas kembali kedalam kamar untuk berkumpul bersama teman temanku dan menceritakan kembali apa yang aku lihat. Tapi lagi lagi mereka malah menertawakanku dan bahkan ada yang mengatakan bahwa aku hanya mengarang cerita dan membuatku marah dengan memanggilku aneh. Mereka tidak mempercayaiku!
Singkat cerita, malam itu aku memutuskan untuk tinggal di kamar kecil yang kami jadikan mushollah, tempatnya tepat didepan kamar mandi. Aku mengunci diriku disana dan mulai mengutuk sikap teman temanku yang tidak mempercayaiku ( Entah percaya atau tidak, saat itu aku merasa tidak sendirian disana ). Aku mengeluh dan menangis pada diriku sendiri, aku berkata seandainya saja mereka melihat apa yang aku lihat, seandainya mereka sedikit saja merasa takut, maka aku akan berterimakasih pada penghuni rumah ini. Malam semakin larut, dan aku tertidur disana. Hingga... Aku rasakan Handphoneku berdering, ku lihat 6 panggilan di layarnya dari sahabatku Indah yang tidur di kamar pertama bersama 4 teman lainnya. Aku mengangkatnya malas, tapi.. Tahukah kalian apa yang terjadi?
Indah terdengar seperti ketakutan, suaranya lirih dan gemetar. Dia seolah berbisik sangat dekat di layar telfonnya " An, apa kau berdiri didekat pintu? Seseorang sejak tadi berdiri di dekat pintu, didalam kamar. Aku takut...". bulu kudukku langsung meremang mendengar hal itu, ruangan yang aku tempati memang menyala lampunya, tapi entah kenapa aku juga merasakan seseorang seolah berada bersamaku saat itu, mengawasiku. " Dah, Jangan dilihat dan datanglah kemari secepatnya!". Bisikku pada Indah. Jaringan telfonpun di putus dan tak berapa lama setelah itu, Indah berlari memelukku, dia menangis dan menggigil ketakutan seraya meminta maaf. ( Apakah ini balasan dari sumpahku tadi? Entahlah). Aku meminta Indah agar tidak menceritakannya pada yang lain, biarkan mereka merasakan sendiri. Dan untuk lebih aman, sejak saat itu, aku dan Indah memilih tidur berdua di Kamar itu.
Beberapa hari setelah itu, hubunganku dengan teman teman yang lain ( selain Indah) terasa semakin hambar, entah itu perasaanku saja atau memang sikap mereka yang memisahkan diri dariku, aku tidak tahu. Selama kurang lebih satu minggu setelahnya, mereka tak berbicara sedikitpun padaku, mungkin hanya menjawab ya dan tidak, atau hanya menanyakan hal hal yang sangat penting lalu kembali menjauh, aku benar benar tidak mengerti apa sebenarnya yang terjadi. Hingga malam itu, sesuatu yang sangat sangat aneh dan supranatural terjadi kepada mereka semua.
Awalnya, setelah sholat isyak, aku yang merasa diasingkan memilih menyendiri di lorong gelap menuju kamar mandi kedua ( Maklum perasaan cwe sensitif, di abaikan selama seminggu tentu sangat menyedihkan apalagi kita tidak tahu apa salah kita ). Entah apa yang aku pikirkan saat itu, aku sama sekali tidak merasakan takut sekalipun disana tidak ada penerangan sedikitpun, aku duduk bersender pada salah satu dinding lalu menangis sambil sesekali mengeluh " aku ingin pulang". Sekali lagi, saat itu aku merasakan seseorang berada di dekatku, aku tidak sendiri ( Mungkin ini hanya perasaan saja ) tapi karna terlalu sedih, aku memutuskan untuk menganggap perasaanku itu ada, aku menganggap disana aku tak sendirian dan aku seolah mencurahkan isi hatiku padanya bahwa aku lebih baik memiliki teman mereka yang jelas tidak pernah menyakitiku dari pada teman temanku yang berada di dalam sana, andai mereka bisa membantuku.
Selang beberapa menit kemudian semuanya baik baik saja setelah itu, namun... Tak lama setelahnya, aku mendengarkan Jeritan anak anak dari dalam kontrakan, spontan aku langsung berdiri saat ku dengar Indah berteriak memanggil namaku. Anehnya, lampu kontrakan padam seluruhnya. Aku mendengar suara pintu terbanting dan bergegas berlari kedalam, dari penerangan diluar, Seluruh rumah tampak kosong. Teman temanku tak ada di dalam. Aku pikir mungkin mereka berada diluar mencari bantuan dari kontrakan cowo yang bersebelahan dengan rumah kontrakan kami, kuputuskan untuk melihat mereka dari balik jendela kaca. Benar saja, mereka menangis dan berkumpul di luar.
Apa yang terjadi? Aku melangkah keluar rumah dan mereka semua langsung berlari memelukku. Sebagian lagi menolak untuk kembali ke dalam rumah hingga lampu menyala. Saat itulah, aku yang berada diluar bersama teman temanku melihat seseorang secara nyata untuk pertama kalinya ( Selama ini Cuma sekelebat ), dia berdiri didalam rumah, melihat kami dari jendela kamar yang berada di kamar ke tiga tempatku selama ini tidur. Bulu kudukku langsung meremang, berusaha Posthik bahwa itu hanya salah satu teman yang tertinggal. Namun, saat aku menghitung, semuanya sudah lengkap 8 orang berada di luar. Lalu dia siapa? Walaupun sedikit samar karna gelap, aku bisa melihat dia seorang wanita yang tampak menggendong sesuatu di tangannya, wujudnya tampak selama beberapa menit lalu kemudian menghilang dan lampu kembali menyala.
Aku tidak bertanya apapun pada teman temanku, tapi dari cerita mereka. Awalnya Nuril mengintip kearah dapur dari jendela di kamarnya, dia menjerit ketika seolah ada wajah yang tiba tiba muncul di depannya. Mereka mulai mencariku setelah itu, tapi mereka tidak menemukanku selama 3 jam lamanya ( Ini aneh, karna aku hanya berdiam di lorong itu selama 10-15 menitan) mereka mencoba berjalan ke arah dapur tapi tiba tiba lampu mati dan pintu menuju kedapur seolah terbanting dengan keras seketika. Saat itulah mereka berteriak karna melihat sekelebat banyangan putih seolah berlari dari lorong gelap tempatku berdiam menuju kearah mereka ( Ini membuat bulu kudukku berdiri saat itu ) mereka berlari keluar dari rumah.
*mereka tak sebaik yang ku kira
Aku kira, setelah kejadian itu, mereka akan bersikap baik seperti biasanya padaku. Tapi itu hanya berlangsung beberapa hari. Mereka kembali dingin, hingga puncaknya seseorang diantara mereka memfitnah diriku. Mereka ingin, aku keluar dari sana dengan mengirim SMS pada kakakku yang kebetulan bekerja di sekitar daerah itu bahwa aku membawa laki laki masuk kedalam kamar. Syukurlah kakak tidak mempercayai pesan itu, aku tidak mengerti mengapa mereka sangat membenciku saat itu, tapi yang jelas, setelah aku tahu siapa pengirim SMS itu, aku memutuskan untuk keluar dari rumah yang kami tempati bersama. Pengirimnya tak lain adalah Nuril dengan dukungan 6 teman lainnya. Mereka tak sebaik yang aku kira, ini terjadi menurut Iqoh karna nurul cemburu karna cowo yang dia suka terlalu dekat denganku beberapa waktu belakangan ini. Hanya karna alasan sekecil ini mereka bisa sejahat ini padaku, tepat jam 2 malam, aku mengumpulkan mereka dan meluapkan perasaanku bahwa aku benar benar menyayangi mereka, sekalipun mereka selalu menyakitiku dengan menyebutku aneh juga terlepas dari semua yang mereka lakukan kepadaku. Aku memutuskan untuk pergi malam itu juga dan menumpang kosan teman yang tak jauh dari sana.
Esok paginya, Indah dan Iqoh memintaku kembali dan meminta maaf, begitu pula teman teman yang lainnya kecuali Nuril, dia bersikap angkuh bahkan saat aku datang mengambil barang barangku, dia sama sekali tak menyapaku. Tapi aku tak menyangka, itu terakhir kali aku melihatnya seperti dirinya sendiri. Sebelum aku pergi, aku menemui warung kecil didekat kontrakanku dan mentraktir teman kosan baru yang membantuku pindah untuk makan bersama. Dari sanalah kami mendengar fakta yang membuatku bersyukur mendapat musibah ini dan meninggalkan rumah itu secepatnya.
Dulunya, perumahan tempat kontrakan kami di bangun adalah tanah lapang dengan sebuah sumur di sekitarnya. Saat masa penjajahan, banyak sekali warga yang dibunuh dan jasadnya di lempar kedalam sumur itu. Percaya atau tidak, setelah memeutuskan untuk dijadikan perumahan, Jasad Jasad itu di gali dan dikuburkan dengan layak ( Jasad yang masih tengkoraknya utuh), sumur itu di timbun dan posisinya menurut kepercayaan warga, sumur itu berada tepat di dalam rumah kontrakan kami di kamar no. 3 ( Serem gak tuh, selama ini aku bergumul dengan sarangnya).
Bahkan selama ini, tak ada satu orangpun yang betah ngontrak di sana, terakhir sebelum kami adalah pasangan suami istri yang hampir bercerai setelah ngontrak dirumah itu, alasannya adalah, sang istri melihat dengan mata kepalanya sendiri ada seorang wanita berambut panjang yang masuk kekamar suaminya. Beberapa warga juga sering ada yang melihat penampakan wanita berambut panjang disekitar rumah itu, terkadang dia hanya berkelebat dan terkadang juga ia tampak duduk di atas gentingnya dengan bayi yang masih merah di gendongannya. Mendengar ini saja bulu kudukku rasanya berdiri
Guys, tahukah kalian apa yang terjadi setelahnya? 3 hari setelah aku memulai kehidupan baru di kosanku. Aku mendapat telfon dari teman teman kontrakanku, mereka memintaku datang ke sana karna Nuril mengalami demam dan terus menggumam seperti anak kecil. Mungkin aku akan dinilai egois, tapi aku tak pernah mau lagi mendatangi rumah itu. Entah ini kesalahanku atau memang penghuni rumah itu yang bersimpati padaku, yang jelas sejak hari itu Nuril tak pernah sama lagi.
Menurut Lala yang sering mengunjungiku di Kosan. Dia telah menjadi "Gila".
Ket : Rumah itu masih ada sampai detik ini dan sudah direnovasi. Kalian bisa membuktikan kebenaran ceritaku jika kebetulan berada di sekitar sana. Rumah dengan no. 06 di bangun tepat diseberang jalan raya yang berseberangan dengan sebuah Sekolah tinggi Agama Islam Negeri P***K***N.
Sejak tiga kejadian itu, kehidupankupun tak pernah normal lagi. Aku merasa memiliki sebuah tali penghubung, yang jika kalian mau... aku bisa membuat mereka bahkan membaca ini bersamamu sekarang :)
source: wattpad. creepypasta, by Radif_Chan