Juli 23, 2016

Creepypasta - One Two, One Two (Satu Dua, Satu Dua)

One Two, One Two (Satu Dua, Satu Dua)
creepypasta indonesia, creepypasta jepang, creepypasta korea, kumpulan creepypasta

Di Korea Selatan, menjadi seorang pelajar yang baik adalah hal yang  sangat penting, orangtua sering memberikan tekanan untuk anak-anaknya  agar mereka belajar lebih keras dan dapat nilai bagus. para siswa sering  membayar guru privat sepulang sekolah, sementara lainnya bahkan kembali  ke sekolah malam harunya untuk pelajaran tambahan.

                          

Ini  telah menjadi masalah yang cukup serius disana karena pelajar sering  tertidur di kelas setelah malam sebelumnya tidak beristirahat dengan  cukup. Dibeberapa daerah bahkan telah berlaku larangan untuk belajar  lewat dari jam 10 malam.
    
Pada suatu malam, seorang  gadis Korea bernama Sun Hi masuh berada di sekolah, saat itu sudah cukup  larut dan ia sedang belajar di perpustakaan bersama teman-teman  sekelasnya. hanya lampu di perpustakaan yang masih menyala sementara  bagian sekolah lainnya telah gelap gulita.
                     

Beberapa saat kemudian,  Sun Hi merasa ingin ke toilet, setelah memberitahu teman-temannya bahwa  ia akan segera kembali, Sun Hi berjalan keluar dari perpustakaan dan  menyusuri koridor menuju toilet.


Beberapa menit telah  berlalu di perpustakaan, anak-akan lainnya tiba-tiba mendengar suara  ketukan pelan, yang sepertinya datang dari arah jendela. Saat mereka  menoleh kearahnya, mereka melihat seorang wanita kurus nan pucat sedang  berdiri diluar, wajahnya menekan kaca jendela dan matanya tertutup  rapat. jarinya yang panjang dan melengkung sedang mengetuk-ngetuk  jendela. Mereka bertanya-tanya, apa yang sedang wanita itu lakukan  diluar sana semalam ini?


Sejurus kemudian, wanita tadi  membuka matanya dan para pelajar kaget setengah mati , ia tidak memiliki  mata, hanya ada dua lubang gelap dan dalam dimana mata seharusnya  berada, ia mengangkat tangannya lalu menghantam kaca jendela hingga  hancur berserakan.


Tiba-tiba semua lampu pun mati.


Di  kamar mandi sekolah, semua menjadi gelap saat Sun Hi hendak mencuci  tangan, keadaan begitu sunyi, ia pun sama sekali tak mendengar suara  teriakan-teriakan yang datang dari arah perpustakaan, Sun Hi tidak  mengetahui semua kekacauan dan pembantaian yang terjadi beberapa ruang  dari tempatnya berada. Ia melanjutkan membasuh tangannya di kegelapan,  sama sekali tidak menyadari suara rintihan yang menggema sepanjang  lorong.


Setelah ia selesai, keadaan sekolah tiba-tiba kembali sunyi seperti sedia kala.


Sun Hi membuka pintu kamar mandi dan berjalan menuju perpustakaan, ketika ia sampai, ia menghentikan langkahnya.


Mayat-mayat  temannya berserakan disekitar perpustakaan, beberapa dari mereka  tergeletak dilantai, sementara yang lainnya terjepit diantara meja dan  rak-rak buku. Sun Hi begitu ketakutan, ia tidak mengerti apa yang baru  saja terjadi. ini seperti pembunuhan massal!


Saat itulah, ia mendengar suara langkah kaki menuju kearahnya.


Sun  Hi adalah gadis yang cerdik dan mampu berpikir cepat, ia segera  membaringkan tubuhnya disamping salah satu mayat temannya, dan tetap  diam.


Dia mendengar suatu berjingkat masuk kedalam, Sun  Hi menutup matanya dan berpura-pura mati. Ia gemetaran saat mendengar  barang-barang di perpustakaan terlempar kesana-kemari. Sun Hi tetap  tidak bergerak dan mencoba untuk tidak bersuara.


Ia dapat mendengar sesuatu berbisik, "Satu...dua... satu...dua... satu...dua."


Rasa penasaran mengalahkan ketakutannya, ia membuka matanya sedikit dan mengintip.


Disana, ditengah ruangan, berdiri seorang wanita menyeramkan berpakaian serba putih.


Sun  Hi kembali menutup matanya dan hampir saja berteriak, ia sempat melihat  wanita itu mengelilingi seluruh sudut perpustakaan, memeriksa setiap  mayat, sambil terus berkomat-kamit.


"Satu...dua... satu...dua... satu...dua."


Si gadis menutup matanya lebih rapat, berdoa agar wanita itu segera pergi dari sana.


"Satu...dua... satu...dua... satu...dua."


Wanita mengerikan itu telah berpindah tepat dari mayat satu ke mayat lainnya, makin dekat dan dekat.


"Satu...dua... satu...dua... satu...dua."


Sun Hi terus mendengarkan, ia berusaha untuk tidak melakukan apapun yang dapat menarik perhatian.
    

"Satu...dua... satu...dua... satu...dua."


Makhluk itu kian dekat, Sun Hi tetap diam ditempat.


"Satu...dua... satu...dua... satu...dua."


Wanita itu kini telah berjalan menuju Sun Hi menahan nafasnya.


Tiba-tiba, hitungannya berhenti.


Sun Hi tak mendengar apapun, namun masih terlalu takut untuk bergerak.


Tak ada suara sama sekali, Perpustakaan benar-benar sunyi.


Setelah beberapa menit, Sun Hi akhirnya yakin bahwa si wanita telah pergi.


Ia membuka matanya pelan-pelan.


Dan  melihat wanita itu kini berbaring dihadapan Sun Hi, menatap matanya  lekat-lekat. Jarinya yang panjang dan kurus menunjuk tepat ke wajah Sun  Hi yang pucat pasi.


"Satu...dua." desis wanita itu saat mencongkel kedua bola mata Sun Hi.


source: wattpad. creepypasta by Radif_Chan